Laman

Sabtu, 12 Maret 2011

TAMBANG BATU BARA

Satgas Bidik Mafia Tambang Batubara di Kalsel

gayus_tambunan_tiba_di_mabes_polri
Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum akan turun langsung ke lapangan untuk mengusut tuntas kasus mafia tambang batubara di Tanah Bumbu, Barito Timur, Kalimantan Selatan.
"Satgas akan ambil langkah turun ke lapangan untuk mengonfirmasi apa
yang terjadi. Semuanya (kasus mafia tambang) akan kita jadikan bahan
untuk turun ke lapangan," ujar Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia
Hukum, Denny Indrayana saat ditemui di kantornya, Jalan Veteran III,
Jakarta, Rabu (16/6/2010).
Menurut Denny, kasus yang terjadi di tanah kelahirannya tersebut
biasanya terjadi tidak jauh dari praktik kolusi yang diback up kepala
daerah yang kolektif dan ada bekingan aparat hukum.
"Ada pengusaha dan penegak hukumnya ikut bermain," jelasnya.
Saat ditanyakan terkait siapa-siapa saja aparat kepolisian yang
'bermain' dalam kasus tersebut?Pria berkacamata ini enggan menjelaskan
lebih lanjut.
"Saya belum bisa menyebutkan dari nama-nama tertentu. Siapa namanya harus diinvestigasi, " tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah perwira tinggi (Pati) Polri diduga
melindungi praktik mafia pertambangan di Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah yang melibatkan pengusaha berinisial HI.
Dalam dokumen yang beredar Senin (7/6/2010) di Mabes Polri, setidaknya
ada 4 Pati Polri yang terseret. Mereka berinisial MA, SJ, DM, dan KL.
Mereka dituding melindungi HI dalam kasus pembunuhan. Disebutkan, tak
tanggung-tanggung oknum Polri ini melindungi HI dalam tiga kasus
pembunuhan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Pembunuhan itu diduga dilakukan untuk mengambil alih lahan pertambangan
yang juga ilegal. Berikut adalah sejumlah kasus yang tidak disentuh
oleh polisi karena diduga memiliki hubungan dengan HI.
Pertama kasus pembunuhan guru sekolah dasar (SD) Sari Gadung, Kecamatan
Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Banjarmasin, Kalimantan Selatan,
yang diduga dilakukan oleh HI.
Motifnya dengan cara membungkam demonstrasi guru SD yang menentang
aktivitas penambangan. Dalam kasus ini HI diduga mendapat perlindungan
oknum Polri berinisial IE dan DS.
Kasus kedua adalah pembunuhan terhadap pemilik lahan tambang berinisial
P. Kasus itu terjadi pada tahun 2007 di Desa Tungkaran Pangeran
Batulicin. Saat itu P ingin menagih uang sewa lahan tambang kepada HI.
Bukannya dibayar, anak buah HI justru membunuh P di depan pos masuk
rumah HI. Kasus itupun tidak diproses.
Terakhir, pengusaha yang diketahui dekat dengan sejumlah perwira Polri
ini juga diduga dilindungi oknum Polri dalam kasus pengambilalihan
lahan tambang milik Koperasi Unit Desa (KUD) Gajah Mada.
Modusnya adalah dengan memenjarakan pimpinan KUD dan mengambil alih
lahan garapan milik KUD. Selain tiga kasus di atas masih ada lima kasus
yang kesemuanya ditengarai melibatkan Pati Polri.
Sumber: http://www.tribunnews.com/

3 komentar:

  1. Akhirnya saya dapat informasi dari blog ini. Saya membaca sedikit blog ini setelah beberapa hari yang lalu saya menyaksikan tayangan di metro tv mengenai kasus pembunuhan seorang guru SD, dan saya berusaha mencari tahu profil ybs. Kebetulan saya menyimak dan merasa simpati dengan istri dari Pak Guru tsb ( kalau tidak salah namanya Bu Purwaningsih ) yang saat ini sedang mencari keadilan di Jakarta. Kami mendoakan semoga keluarga ybs mendapat senantiasa mendapat ketabahan dan mendapatkan jawaban KEADILAN sesuai dengan yang diharapkan.
    Terimakasih - Heri Djauhari, Balaraja - Tangerang

    BalasHapus
  2. Akhirnya saya bisa menemukan sedikit informasi. Beberapa hari yang lalu ( akhir Agustus 2011) saya menyaksikan tayangan Metro TV yang menayangkan kasus pembunuhan seorang Guru SD di Kalimantan yang didalangi oleh seorang Pengusaha Tambang. Saya merasa terharu dan miris melihat kenyataan bahwa ternyata vonis hakim hanya menyentuh pelaku saja ( itu pun dirasa sangat tidak adil ) sedangkan dalangnya sama sekali tidak tersentuh. Saya menyampaikan turut prihatin kepada keluarga beliau terutama sang Istri, Ibu Purwaningsih. Semoga upaya Ibu untuk mencari Keadilan bisa terwujud. Mohon maaf kalau hal ini saya sampaikan melalui blog SD 2 Sungai Danau karena saya tidak dapat berkomunikasi langsung dengan Bu Purwaningsih. Terimakasih, Heri Djauhari - Tangerang, Banten.

    BalasHapus
  3. Terimakasih kepada sdr Heri atas perhatian tentang nasib yang menimpa pada sdr Hadriansyah (alm)atas keadilan yang berlaku di Indonesia ini.Sungguh ironis betul hukum di negeri kita tercinta ini. Para Hamba hukum hanya berpihak pada segelintir orang saja . Semoga perjuangan istri alm membuahkan hasil yang kita harapkan.

    BalasHapus